Sabtu, 14 Januari 2012

resume Buku "Anakku Dididik dan Diasuh Naruto"

Diposting oleh Unknown di 19.53
Anakku Dididik dan Diasuh Naruto
Film kartun sering dianggap masyarakat sebagai tayangan yang aman bagi anak-anak, sehingga tidak jarang anak-anak dibiarkan menonton tayangan film tersebut selama berjam-jam oleh orang tua. Hal tersebut dilakukan dengan alasan karena orangtua tidak perlu repot-repot mengasuh mereka.Hebatnya film kartun juga menyedot perhatian banyak anak, sehingga merka betah berlama-lama menonton didepan televisi.
Namun seiring berjalannya waktu film kartun mengalami pergeseran, dimana tidak lagi dikhususkan untuk anak-anak karena isinya bermuatkan kategori ‘dewasa’. Misalnya dalam film kartun juga disisipkan aksi kekerasan, pelecehan, bahkan pornografi. Hal tersebut tentunya akan berdampak negatif bagi perkembangan mental anak, karena anak baisanya kerap meniru adegan-adegan dalam film kartun yang membahayakan dirinya sendiri atau bahkan orang lain. Dan hingga saat ini sayangnya masih banyak orang yang belum paham mengenai hal tersebut, sehingga film kartun apapun dibiarkan ditonton oleh anak-anakbegitu saja. Bahkan tanpa bimbingan orangtua atau orang dewasa.
Sejak kemunculannya di Indonesia sekitar tahun 2007, serial film kartun Naruto yang ditayangkan di stasiun televisi swasta terkenal dimana-mana bahkan ke berbagai pelosok daerah. Kisah Naruto, baik dalam bentuk film animasi maupun komik begitu menarik perhatian banyak kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Siapakah Naruto itu?
Nama lengkapnya Naruto uzumaki, merupakan tokoh utama dalam serial karun ini. Seorang ninja dengan gaya rambut kuningnya, dia adalah seorang ninja yang berasal dari desa Konoha, salah satu desa militer terkuat didunia ninja. Dia adalah seorang ninja yang penuh kejutan, selalu bersemangat, ceria, hiperaktif, lugu, dan sangat ambisius dalam meraih cita-citanya untuk menjadi seorang hokage. Hokage adalah sebutan untuk ninja terkuat di desa konoha.
Anak-anak begitu mudahnya terpengaruh oleh apa yang dilihat dan didengarnya. Karena apa yang mereka lihat dan dengar itu datang dari tokoh idolanya yang tak lain adalah Naruto. Bisa dibayangkan apbila tidak ada orang tua yang mendampingi mereka saat menonton film, maka yang akan terjadi adalah nilai-nilai-nilai dan moralitas bangsa akan hilang oleh arus globalisasi yang melanda bangsa Indonesia saat ini.
Ada sebuah kasus yang terjadi karena pengarun negatif film Naruto. Seorang ibu muda yang bernama Nina, mendapati putra bungsunya yang berumur 5 tahun sedang menjambak rambut kakaknya. Tidak hanya itu, putra bungsunya juga meneriakkan kata-kata kasar pada kakaknya seperti,”Dasar kau pecundang!”.
Nina merasa dirinya ataupun suaminya tidak pernah mengajarkan hal tersebut pada anaknya. Kemudian Nina menanyakan dengan hati-hati. Dan ternyata, hal yang membuat anaknya berkata kasar itu karena dia mencontoh adegan dalam serial Naruto.
Perkembangan media masa begitu pesat di Indonesia, baik berupa media televisi maupun cetak. Kita sebagai orangtua harus mengetahui acara televisi apa saja yang layak ditonton oleh anak.
Berikut ada beberapa tips agar anak-anak terhindar dari pengaruh negatif televisi:
1        Acara yang tidak mengandung unsur kekerasan, seks dan mistis.
2        Ketika anak-anak anda sedang menonton televisi harus didampingi dan beri penjelasan pada anak atas apa yang mereka saksikan di layar kaca.
3        Sebaiknya orangtua membuat jadwal menonton televisi.
4        Anda harus konsisten pada aturan yang telah anda tetapkan, jadi ketika anda menyuruh anak anda untuk membatasi menonton televisi maka andapun harus memberikan contoh yang baik bagi anak anda.
5        Jangan menaruh televisi di kamar anak anda. Karena hal tersebut akan membuat anak makin malas untuk belajar.
Oleh kerna itu, anda sebagai orangtua harus cermat dalam memilih program tayangan yang sesuai dengan anak-anak.

7 komentar:

Gaby Gaby Gaby mengatakan...

itu betul, jgn prnah salahkan film Naruto, tapi salahkan stasiun tv yg menayangkan film Naruto pada jam anak2 (05.00 am - 09.00 pm) , Lagipula Film Naruto itu bagus ceritanya.

Gaby Gaby Gaby mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

adik sepupu saya berusia 6 tahun, sebelum nntn naruto dia malas belajar, tp sesudah nntn dia malah terinspirasi dr naruto dan akhirnya giat belajar. gimana ini?????

Unknown mengatakan...

Terus kalo sinetron alay tingkat dewa gimana tuh???

Icarus mengatakan...

Emg naruto ja y pak kyk cuman tu doang target nya sinetron 2 lain pak?

yuni niee mengatakan...

Menurut pandangan saya di dalam film naruto itu lebih banyak manfaat dan pelajaran yg dapat diambil walaupun tidak terpungkiri ada beberapa hal yg memang kurang baik. Oleh karena itu seyogyanya film apapun itu orang tua atau orang-orang dewasa memang seharuanya mendampingi anak-anak ketika menonton tv dan sebagainya serta memberikan pengertian ttg apa saja yg mereka lihat agar anak bisa mengambil pelajaran yg baik dari film-film tersebut begitupun dari film naruto.

Unknown mengatakan...

Di kartun naruto egk pernah ni bicara kasar ...malah jarang...Kalo kita org nya positif kita dapat mengambil yg baik dari anime naruto ....menurut aku naruto mengajarkan selalu tetap sabar dan pantang menyerah...

Posting Komentar

Sabtu, 14 Januari 2012

resume Buku "Anakku Dididik dan Diasuh Naruto"

Diposting oleh Unknown di 19.53
Anakku Dididik dan Diasuh Naruto
Film kartun sering dianggap masyarakat sebagai tayangan yang aman bagi anak-anak, sehingga tidak jarang anak-anak dibiarkan menonton tayangan film tersebut selama berjam-jam oleh orang tua. Hal tersebut dilakukan dengan alasan karena orangtua tidak perlu repot-repot mengasuh mereka.Hebatnya film kartun juga menyedot perhatian banyak anak, sehingga merka betah berlama-lama menonton didepan televisi.
Namun seiring berjalannya waktu film kartun mengalami pergeseran, dimana tidak lagi dikhususkan untuk anak-anak karena isinya bermuatkan kategori ‘dewasa’. Misalnya dalam film kartun juga disisipkan aksi kekerasan, pelecehan, bahkan pornografi. Hal tersebut tentunya akan berdampak negatif bagi perkembangan mental anak, karena anak baisanya kerap meniru adegan-adegan dalam film kartun yang membahayakan dirinya sendiri atau bahkan orang lain. Dan hingga saat ini sayangnya masih banyak orang yang belum paham mengenai hal tersebut, sehingga film kartun apapun dibiarkan ditonton oleh anak-anakbegitu saja. Bahkan tanpa bimbingan orangtua atau orang dewasa.
Sejak kemunculannya di Indonesia sekitar tahun 2007, serial film kartun Naruto yang ditayangkan di stasiun televisi swasta terkenal dimana-mana bahkan ke berbagai pelosok daerah. Kisah Naruto, baik dalam bentuk film animasi maupun komik begitu menarik perhatian banyak kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Siapakah Naruto itu?
Nama lengkapnya Naruto uzumaki, merupakan tokoh utama dalam serial karun ini. Seorang ninja dengan gaya rambut kuningnya, dia adalah seorang ninja yang berasal dari desa Konoha, salah satu desa militer terkuat didunia ninja. Dia adalah seorang ninja yang penuh kejutan, selalu bersemangat, ceria, hiperaktif, lugu, dan sangat ambisius dalam meraih cita-citanya untuk menjadi seorang hokage. Hokage adalah sebutan untuk ninja terkuat di desa konoha.
Anak-anak begitu mudahnya terpengaruh oleh apa yang dilihat dan didengarnya. Karena apa yang mereka lihat dan dengar itu datang dari tokoh idolanya yang tak lain adalah Naruto. Bisa dibayangkan apbila tidak ada orang tua yang mendampingi mereka saat menonton film, maka yang akan terjadi adalah nilai-nilai-nilai dan moralitas bangsa akan hilang oleh arus globalisasi yang melanda bangsa Indonesia saat ini.
Ada sebuah kasus yang terjadi karena pengarun negatif film Naruto. Seorang ibu muda yang bernama Nina, mendapati putra bungsunya yang berumur 5 tahun sedang menjambak rambut kakaknya. Tidak hanya itu, putra bungsunya juga meneriakkan kata-kata kasar pada kakaknya seperti,”Dasar kau pecundang!”.
Nina merasa dirinya ataupun suaminya tidak pernah mengajarkan hal tersebut pada anaknya. Kemudian Nina menanyakan dengan hati-hati. Dan ternyata, hal yang membuat anaknya berkata kasar itu karena dia mencontoh adegan dalam serial Naruto.
Perkembangan media masa begitu pesat di Indonesia, baik berupa media televisi maupun cetak. Kita sebagai orangtua harus mengetahui acara televisi apa saja yang layak ditonton oleh anak.
Berikut ada beberapa tips agar anak-anak terhindar dari pengaruh negatif televisi:
1        Acara yang tidak mengandung unsur kekerasan, seks dan mistis.
2        Ketika anak-anak anda sedang menonton televisi harus didampingi dan beri penjelasan pada anak atas apa yang mereka saksikan di layar kaca.
3        Sebaiknya orangtua membuat jadwal menonton televisi.
4        Anda harus konsisten pada aturan yang telah anda tetapkan, jadi ketika anda menyuruh anak anda untuk membatasi menonton televisi maka andapun harus memberikan contoh yang baik bagi anak anda.
5        Jangan menaruh televisi di kamar anak anda. Karena hal tersebut akan membuat anak makin malas untuk belajar.
Oleh kerna itu, anda sebagai orangtua harus cermat dalam memilih program tayangan yang sesuai dengan anak-anak.

7 komentar on "resume Buku "Anakku Dididik dan Diasuh Naruto""

Gaby Gaby Gaby on 2 Mei 2016 pukul 20.59 mengatakan...

itu betul, jgn prnah salahkan film Naruto, tapi salahkan stasiun tv yg menayangkan film Naruto pada jam anak2 (05.00 am - 09.00 pm) , Lagipula Film Naruto itu bagus ceritanya.

Gaby Gaby Gaby on 2 Mei 2016 pukul 20.59 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

adik sepupu saya berusia 6 tahun, sebelum nntn naruto dia malas belajar, tp sesudah nntn dia malah terinspirasi dr naruto dan akhirnya giat belajar. gimana ini?????

Unknown on 3 Juni 2017 pukul 20.57 mengatakan...

Terus kalo sinetron alay tingkat dewa gimana tuh???

Icarus on 4 Juni 2017 pukul 15.24 mengatakan...

Emg naruto ja y pak kyk cuman tu doang target nya sinetron 2 lain pak?

yuni niee on 1 Oktober 2017 pukul 12.08 mengatakan...

Menurut pandangan saya di dalam film naruto itu lebih banyak manfaat dan pelajaran yg dapat diambil walaupun tidak terpungkiri ada beberapa hal yg memang kurang baik. Oleh karena itu seyogyanya film apapun itu orang tua atau orang-orang dewasa memang seharuanya mendampingi anak-anak ketika menonton tv dan sebagainya serta memberikan pengertian ttg apa saja yg mereka lihat agar anak bisa mengambil pelajaran yg baik dari film-film tersebut begitupun dari film naruto.

Unknown on 3 Mei 2020 pukul 17.42 mengatakan...

Di kartun naruto egk pernah ni bicara kasar ...malah jarang...Kalo kita org nya positif kita dapat mengambil yg baik dari anime naruto ....menurut aku naruto mengajarkan selalu tetap sabar dan pantang menyerah...

Posting Komentar

 

likha's file Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea