Jumat, 25 November 2011

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Diposting oleh Unknown di 17.20 1 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen peserta didik keberadaanya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan ketrampilan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.Manajemen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah. Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik kan tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses pendidikan di sekolah.
Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur. Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan
disiplin.







B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Manajemen Peserta Didik?
2. Sebutkan Dasar Hukum Manajemen Peserta Didik?
3. Jelaskan Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik?
4. Bagaiman Prinsip – Prinsip Manajemen Peserta Didik?
5. Bagaimana Pendekatan Manajemen Peserta Didik?
6. Jelaskan Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Manajemen Peserta Didik
2. Mengetahui Dasar Hukum Manajemen Peserta Didik
3. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
4. Mengetahui Prinsip – Prinsip Manajemen Peserta Didik
5. Mengetahui Pandekatan Manajemen Peserta Didik
6. Mengetahui Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik









BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik
1. Pengertian Manajemen
Secar etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari kata management(bahasa inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dibawah ini pengertian manajemen menurut beberapa ahli:
a) Terry(1953) mendefinisikan manajemen sebagai pencapaian tujuan uang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain(Management is the accomlishing of the predertemined objective throug the effort of other people).
b) Siagian(1978) mendefinisikaan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan.
c) The Liang Gie(1978) memeberi batasa manajemen sebagi segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang atau mengarahkan segala fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulan bahwa, manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama – sama oleh dua oran atau lebih yang didasarkan atas aturan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan.



2. Pengertian Peserta Didik
Peserta didik, menurut ketentuan umum Undang – undang Republik Indonesia tentan Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat ynag berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jemjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Pada taman kanak – kanak, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pmerintah RRI Nomor 27 Tahun 1990, disebut dengan anak didik. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut dengan siswa. Sementara pada perguruan tinggi, menurut ketentuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 disebut mahasiswa.
Peserta didik juga mempunyai sebutan - sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya.
Menurut Knezevich(1961), manajemen peserta didik atau Pupil Personnel Administration adalah suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individu seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Jadi kesimpulannya manajemen peserta didik adalah usaha pengaturan terhadap peserta didik.
Manajemen peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peseta didik di sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan paserta didik lulus.
Manajemen peserta didik yang memberikan tekanan pada empat pilar manajemen berbasis sekolah, yakni mutu, kemandirian, partisipasi masyarakat dan transparansi. Jadi seluruh aktivitas manajeman peserta didik, haruslah diaksentuasikan pada penonjolan empat pilar tersebut.


B. Dasar Hukum Manajemen Peserta Didik
Pelaksanaan Manajemen Peserta Didik telah diatur dalam Undang – undang . adapun dasar hukum yang melandasi pelaksanaan manajemen peserta didik yaitu:
1. Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 dan perubahan pada alinea keempat yang mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Undang – Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah.

C. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Ada dua tujuan manajemen peserta didik yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan – kegitan tersebut menunjnag proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga, proses belajar mengajar di sekolah dapat belajar lancar, tertib dan teratur dan diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan psikomotor peserta didik.
b. Manyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum(kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut, dapat belajar dengan baik dan tercapai cita – citanya.
Adapun Fungsi Manajemen Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Fungsi manajemen secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi – segi individualitas, sosial, aspirasi, kebutuhan dan potensi lainnya.
2. Fungsi manajemen secara khusus yaitu:
a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas pserta didik adalah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Kemampuan – kemampuan tersebut meliputi kemmapuan umum(kecerdasan), kemampuan khusus(bakat), dan kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan fungsi sosial, adalah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, orang tua dan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai makhluk sosial..
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran dan harapan peserta didik adalah agar hobi, kesenangan dan minatnya tersalurkan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, adalah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya.


D. Prinsip – Prinsip Manajemen Peserta Didik
Prinsip adalah sesuatu yang harus di pedomani dalam melaksanakan tugasnya. Adapun prinsip manajemen peserta didik yaitu:
1. MPD sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan.
2. Segala bentuk kegiatan MPD harus mengemban misi pendidikan dalam ranga mendidik para peserta didik.
3. Kegiatan MPD harus diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan memiliki banyak perbedaan.
4. Kegiatan MPD sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
5. Kegiatan MPD dapat mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
6. Kegiatan MPD bersifat fungsional abagi kehidupan peserta didik.

E. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Terdapat dua pendekatan dalam pelaksanaan MPD yaitu:
1. Pendekatan kuantitatif (the quantitative approach)
Pendekatan ini, lebih menitik beratkan pada pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Aplikasi pendekatan ini, secara opersional adalah mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

2. Pendekatan kualitatif (the qualitative approach)
Pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Pada pendekatan ini, lebih diarahkan agar peserta didik senang. Artinya peserta didik dapat belajar dengan baik serta senang untuk mengembangkan kemampuannya.
F. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Ruang lingkup manajemen peserta didik meliputi pengaturan aktivitas-aktivitas peserta didik sejak yang bersangkutan masuk ke sekolah hingga lulus, baik yang berkenaan dengan peserta didik secara langsung, maupun secara tidak langsung(tenaga kependidikan, sumber-sumber pendidikan, sarana dan prasarana).
Secara rinci, ruang lingkup peserta didik yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan peserta didik meliputi: sensus sekolah, ukuran sekolah, ukuran kelas, dan kelas efektif.
a. Sensus sekolah adalah suatu asarana atau kegiatan prinsip untuk mengumpulakan informasi yang berguna untuk perencanaan dalam berbagai kegiatan pada program sekolah. Fungsi sensus sekolah adalah sebagai dasar pembagian anggaran belanja dan sarana untuk mendapatkan dana bantuan pendidikan.
b. Yang dimaksud dengan ukuran sekolah adalah perbandingan antara jumlah sekolah dengan jumlah peserta didik di suatu daerah. Untuk mencari perbandingan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan: SS = school size
JP = jumlah peserta didik
JS = jumlah sekolah
c. Ukuran kelas adalah hasil perbandingan antara jumlah kelasa dengan jmlah peserta didik di suatu daerah. Ukuran kelas dapat di rumuskan sebagai berikut:


Keterangan: CS = Class size
JP = jumlah peserta didik
JK = jumlah kelas
d. Kelas efektif adalah suatu ukuran kelas yang efektif. Semakin kecil ukuran suatu kelas, semakin efektif. Sebaliknya, semakin besar suatu akan semakin tidak efektif. Tetapi ukuran kelas yang kecil, meskipun efektif tidaklah efisien. Sebab, semakin banyak kelas yang dibentuk dengan ukuran yang kecil, berarti semakin banyak tenaga, sarana, prasarana dan biaya yang dibutuhkan. Sebaliknya, kelas besar akan lebih efisien meskipun tidak efektif.
2. Penerimaan peserta didik meliputi: kebijakan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik, pemecahan problema-problema penerimaan peserta didik.
a. Peserta didik dapat diterima di suatu lembagaa pendidikan seperti sekolah, haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagimana yang telah ditentukan.
b. Sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru. Ada dua macamm sistem penerimaan peserta didik baru. Pertama, dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi.
c. Kriteria penerimaan peserta didik baru adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk diterima sebagai pesert didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, kriteria acuan patokan (standar criterian referenced), yait suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas p[atokan-patokan yang telah ditentuka sebelumnya. Kedua, kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang mengikuti seleksi. Ketiga, kriteria yan didasarkan atas daya tampung sekolah.
d. Prosedur penerimaan peserta didik adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.
e. Problema penerimaan peserta didik baru. Pertama, adanya peserta didik yang hasil nilai tesnya, sama dan berada pada batas bawah penerimaan. Kedua, adanya calon peserta didik yang dari segi kemampuan masih kalah dibandingkan dengan yang lainnya, sementara yang bersangkutan mendapatkan nota dari pejabat tertentu yang mempunyai kekuasaan tertinggi di daerah dimana sekolah terebut berada. Ketiga, terbatasnya daya tampung dan sarana prasarana sekolah, sementara di daerah tersebut sangat banyak calon peserta didik yang mempunyai kecakapan tinggi.
3. Orientasi pesrta didik meliputi: hari-hari pertama di sekolah, pekan orientasi peserta didik, pendekatan dan teknik-teknik orientasi peserta didik.

4. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik.
Kehadiran peserta didik di sekolah sangat penting, karena jika peserta didik ti\dak hadir di sekolah, tentu aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak dapat dilaksanakan. Kehadiran peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi yang memungkinkanterjadinya interaksi belajar mengajar. Peserta didik yang hadir lebih memungkinkan untuk terlibat aktif dalam interaksi tersebut, dan tidak demikian bagi peserta didik yang tidak aktif.
5. Mengatur pengelompokan peserta didik, baik dari persamaan maupun perbedaan.
Setelah peserta didik di daftar ulang, mereka di kelompokan atau di klasifikasikan. Pengklasifikasian tersebut, bukan dimaksudkan untuk mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru dimaksudkan untuk membantu keberhasilan belajar mereka. Oleh karena itu, pengelompokan tidak boleh dilaksanakan dalam rangka keperluan lain, selain untuk keperluan dan kebaikan peserta didik sendiri.
6. Mengatur evaluasi peserta didik.
Evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik perlu dilakukan agar diketahui perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta didik dimaksudka untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat menampilkan performa sesuai yang diharapkan. Agar evaluasi dapat mencapai sasarannya, para pendidik perlu memedomani prinsip dan penerapan teknik-tekniknya.
7. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik.
8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out.
Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas yang lain yang sejajar atau perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar. Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya atau sebelum lulus. Penanganan Drop Out tidak bisa dilaksanakan oleh sekolah sendiri, melainkan harus terpadu dan bersama-sama dengan lingkungan lain: keluarga dan masyrakat. Pemerintah juga perlu mengupayakan bagaiman agar drop out ini dapat ditekan. Sebab, kalau hanya satu lembaga saja yang berusaha menekan angka drop out, maka tidak akan dapat berhasil sebagaimana yang diharapkan.
9. Mengatur kode etik dan peningkatan disiplin peserta didik.
Kode etik adalah norma-norma ynag mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. Kode etik peserta didik adalah aturan-aturan, norma-norma yang dikenakan kepada peserta didik, berisi sesuatu yang menyatakan boleh tidak boleh, benar tidak benar, layak tidak layak, dengan maksud agar diatati oleh peserta didik.
Disiplin sangat penting bagi peserta didik. Karena itu, harus ditanamkan secara terus menerus kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus maka disiplin tersebut aka menjadi kebiasaan bagi peserta didik.








BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.
Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya.

B. Saran
Setelah mengetahui tentang materi diatas, ternyata masalah manajemen peserta didik sangat kompleks, karena berkaitan dengan diri peserta didik itu sendiri, orangtua, pihak sekolah, pemerintah dan lingkungan. Oleh karena itu, agar mencapai tujuan pendidikan maka sarannya adalah sebagai berikut:
1 Karena menyangkut diri peserta didik itu sendiri maka sebagai peserta didik diharapkan mmpunyai kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan yang baik.
2 Sebagai orangtua juga harus selalu mendukung kebutuhan bagi anak seperti kebutuhan pendidikan, kasih sayang, material dan harus mengawasi perkembangan psikologi anak.
3 Pihak sekolah juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal Perencanaan peserta didik meliputi: sensus sekolah, ukuran sekolah, ukuran kelas, dan kelas efektif. Penerimaan peserta didik meliputi: kebijakan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik, pemecahan problema-problema penerimaan peserta didik. Orientasi pesrta didik meliputi: hari-hari pertama di sekolah, pekan orientasi peserta didik, pendekatan dan teknik-teknik orientasi peserta didik. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik. Mengatur pengelompokan peserta didik, baik dari persamaan maupun perbedaan. Mengatur evaluasi peserta didik. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out. Mengatur kode etik dan peningkatan disiplin peserta didik. Oleh karena itu, harus ada keterkaitan antara orangtua, sesama rekan guru, dan pemerintah demi mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan seperti yang diharapkan.

4 pihak pemerintah
Pemerintah harus turut serta dalam pengawasan terhadap sekolah- sekolah baik di pusat ataupun di daerah-daerah. Supaya dapat mengetahui perkembangan peserta didiknya secara langsung dan dapat mengetahui apa saja yang harus dibenahi dalam pendidikan kita demi tercapainya tujuan pendidikan.
5 Lingkungan
Peran lingkungan sangat penting dalam pembentukan watak dan karakteristik peserta didik. Lingkungan yang bai tentunya akan membawa pengaruh yang baik pula bagi perkembangan watak dan kelakuan peserta didik. Sebaliknya jika lingkungan membawa pengaruh negatif, maka bisa jadi moral generasi penerus bangsa ini akan hancur.

















DAFTAR PUSTAKA

Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral. Jakarta: Erlangga.

Sunarto, Agung Hartono. 2008.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Fatimah, Enung.2010.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia.

Jumat, 11 November 2011

Model-model Pembelajaran

Diposting oleh Unknown di 13.36 0 komentar
macam-macam model pembelajaranMODEL-MODEL PEMBELAJARANUntuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajarandapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran.Dalam prakteknya, kita (guru) harusingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi.Olehkarena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifatmateri bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocokuntuk situasi dan kondisi yang dihadapi.Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupapengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepadaguru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
1. Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuhketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas,dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswadilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggungjawab.Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalahminiature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untukbekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurutteori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan memintatanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompokheterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan(ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling),sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiransiswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Prinsippembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanyamenonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitumodeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk,rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalambelajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi,investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahamansendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut),authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek denganberbagai cara).
3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guidedreinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematikahorizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikanpersoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam duniarasio, pengembangan matematika).Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman(menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dariguru dalam penemuan).
4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebihefektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajianinformasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.Cara ini sering disebutdengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah.Model pembelajaran ini melatih danmengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentikdari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.Kondisi yang tetaphatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman danmenyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi,identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
6. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal carapenyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian(menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhikriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan,siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melaluielaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehinggadipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahandengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency).Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis,komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasimengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawabansiswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut.Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akanmembentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table),kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitkan dengan materiselanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat responsiswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
9. Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaanyang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuansetiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswamengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan barutidak diberitahukan.Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acaksehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prosespembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadisuasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknyaserangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut.Ada canda,senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa,bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telahberpartisipasi
10. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi(deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif).Eksplorasi berartimenggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternativepemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
11. Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empathal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999)mengemukan bahwa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya,representasi, hipotesis.Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal,yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
12. SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkansemua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yangbermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan;Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara,presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan menanggapi; Visualization yang bermaknabelajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajarharuslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikirandan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
13. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa samabisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individualdan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antarkelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitudengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesaikerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangkamengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikuta. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanismekegiatanb. Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yangberkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnyasampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang dudukpada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.c. Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakanpada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisamengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamenuntuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal.Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skoryang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.d. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukanpergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalamkelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswadengan gelar yang sama.e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaankelompok dan individual.
14. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketigahal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somaticekuivalen dengan kinesthetic.
15. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulanganyang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugasatau quis.
16. TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengankarateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab belajar adalah pada siswa.Oleh karena itu siswa harusmembangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru.Pola komunikasi guru-siswa adalahnegosiasi dan bukan imposisi-intruksi.Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajarberupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secaraindividual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok danrefleksi serta tes formatif.
17. STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompokheterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasikelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa ataukelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
18. NHT (Numbered Head Together)
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompokheterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiapkelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomorsama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomorsiswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skorperkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
19. Jigsaw
Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks seperti berikut ini.Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri daribeberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugasmembahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahanajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorialpada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
20. TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal,berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku- sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa,umumkan hasil kuis dan berikan reward.
21. GI (Group Investigation)
Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas,misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangandan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengolahan data penyajian data hasilinvestigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan hasil kuis dan berikanreward.
22. MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks:sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-submasalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadikoneksivitas, pilih strategi solusi.
23. CPS (Creative Problem Solving)
Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematikdalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah:mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasipermasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukansolusi, presentasi dan diskusi.
24. TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternativesolusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan hasilpresentasi. Sintaknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi,diskusi, melaporkan.
25. TS-TS (Two Stay  Two Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengankelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswalainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembalike kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.
26. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahamimateri, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas,menggunakan, dan menemukan.
27. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitudengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks:Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuatpertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read denganmembaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahasbersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh.
28. SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikancontoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.
29. MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengancara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah (1)lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisis pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasikonsep
30. KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses,Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman,dan Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.
31. CRI (Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinansiswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telahdimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuktotally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn5 untuk certain.
32. DLPS (Double Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencariankausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaanmengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap yangmenyebabkan munculnya masalah tersebut. Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal,deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah penyelesaian masalah sebagai berikut:menuliskan pernyataan masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yangtelah direvisi, mengidentifikasi kausal, implementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukanpilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
33. DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatanberbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan,pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.

34. CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacanabahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukankata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya,presentasi hasil kelompok, refleksi35. IOC (Inside Outside Circle)IOC adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993)di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbedadengan singkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separuh dari jumlah siswa membentuk lingkaran kecilmenghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yangberhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkaran luar berputarkemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya.36. Tari BambuModel pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yangbersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur.Strategi ini cocok untuk bahan ajar yangmemerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswaberdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapandengan kelompok siswa pertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan, siswayang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagaiinformasi.37. ArtikulasiArtikulasi adlah model pembelajaran dengan sintaks: penyampaian kompetensi, sajian materi, bentukkelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepadapasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untukmenyimpulkan.38. DebateDebat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian dudukberhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajianpresentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompoklainnya begitu seterusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan danmenambahkannya biola perlu.39. Role PlayingSintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan skenario pembelajaran, menunjukbeberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaiankompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswamembahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan kesimpulan danrefleks
40.Talking Stick

Sintak pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materilengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yangkebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepada siswa lain dan gurumemberikan pertanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
41. Snowball ThrowingSintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberitugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaandan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyimpulan, refleksidan evaluasi.42. Student Facilitator and ExplainingLangkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya danmenjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.43. Course Review HorayLangkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa ataukelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yangnomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhakmenjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya,pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.44. DemostrationPembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnyaadalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasanmateri untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya,dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.45. Explicit InstructionPembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demilangkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan danketrampilan prosedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan,penyimpulan dan evaluasi, refleksi.46. ScrambleSintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacaknomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswaberkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.47. Pair ChecksSiswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannyamengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

48. make A-match.
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiapsiswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencarikartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartudikumpul lagi dan dikocok, untuk babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulandan evaluasi, refleksi.
49. Mind MappingPembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasikompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuatberbagai alternatif jawaban, presentasi hasil diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasilsetiap kelompok, evaluasi dan refleksi.50. Examples Non ExamplesPersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambarditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentangsajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi dan refleksi.51. Picture and PictureSajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa(wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, gurumenanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.52. Cooperative ScriptBuat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari wacanadan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukarperan, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.53. LAPS-HeuristikHeuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangka solusi masalah. LAPS (Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakahbermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks: pemahamanmasalah, rencana, solusi, dan pengecekan.54. ImproveImprove singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing andreducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah sajian pertanyaanuntuk mengantarkan konsep, siswa latihan dan bertanya, balikan-perbaikan-pengayaan-interaksi.55. Generatif Basis generatif adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsepawal, tantangan dan restrukturisasi sajian konsep, aplikasi, rangkuman, evaluasi, dan refleksi56. Circuit Learning

Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan polabertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus, siswamembuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab danrefleksi57. Complette SentencePembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan sintaks: sisapkan blanko isian berupaparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana,guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap, siswaberkelompok melengkapi, presentasi.58. Concept SentenceProsedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, gurumenyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tiap kelompok membuat kalimat berdasarkan katakunci, presentasi.59. Time TokenModel ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswatidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untukmelaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.60. Take and GiveModel pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisinama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahappemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi ataupendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengansiswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi61. SuperitemPembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpelke kompleks, berupa pemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakananalogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan soal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolahinformasi-koneksi informasi, integrasi, dan hipotesis.62. HibridModel hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsikonsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshopmenggunakan computer-internet.63. TreffingerPembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urutan ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan

masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
64. Kumon
Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasananyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsungdiperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salahguru membimbing.
65. QuantumMemandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harusmenciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsipquantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiapusaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengandunia realitas siswa, namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengansenyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.(muhfida.com)

Jumat, 25 November 2011

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Diposting oleh Unknown di 17.20 1 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen peserta didik keberadaanya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan ketrampilan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.Manajemen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah. Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik kan tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses pendidikan di sekolah.
Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur. Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan
disiplin.







B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Manajemen Peserta Didik?
2. Sebutkan Dasar Hukum Manajemen Peserta Didik?
3. Jelaskan Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik?
4. Bagaiman Prinsip – Prinsip Manajemen Peserta Didik?
5. Bagaimana Pendekatan Manajemen Peserta Didik?
6. Jelaskan Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Manajemen Peserta Didik
2. Mengetahui Dasar Hukum Manajemen Peserta Didik
3. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
4. Mengetahui Prinsip – Prinsip Manajemen Peserta Didik
5. Mengetahui Pandekatan Manajemen Peserta Didik
6. Mengetahui Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik









BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik
1. Pengertian Manajemen
Secar etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari kata management(bahasa inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dibawah ini pengertian manajemen menurut beberapa ahli:
a) Terry(1953) mendefinisikan manajemen sebagai pencapaian tujuan uang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain(Management is the accomlishing of the predertemined objective throug the effort of other people).
b) Siagian(1978) mendefinisikaan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan.
c) The Liang Gie(1978) memeberi batasa manajemen sebagi segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang atau mengarahkan segala fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulan bahwa, manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama – sama oleh dua oran atau lebih yang didasarkan atas aturan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan.



2. Pengertian Peserta Didik
Peserta didik, menurut ketentuan umum Undang – undang Republik Indonesia tentan Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat ynag berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jemjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Pada taman kanak – kanak, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pmerintah RRI Nomor 27 Tahun 1990, disebut dengan anak didik. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut dengan siswa. Sementara pada perguruan tinggi, menurut ketentuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 disebut mahasiswa.
Peserta didik juga mempunyai sebutan - sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya.
Menurut Knezevich(1961), manajemen peserta didik atau Pupil Personnel Administration adalah suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individu seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Jadi kesimpulannya manajemen peserta didik adalah usaha pengaturan terhadap peserta didik.
Manajemen peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peseta didik di sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan paserta didik lulus.
Manajemen peserta didik yang memberikan tekanan pada empat pilar manajemen berbasis sekolah, yakni mutu, kemandirian, partisipasi masyarakat dan transparansi. Jadi seluruh aktivitas manajeman peserta didik, haruslah diaksentuasikan pada penonjolan empat pilar tersebut.


B. Dasar Hukum Manajemen Peserta Didik
Pelaksanaan Manajemen Peserta Didik telah diatur dalam Undang – undang . adapun dasar hukum yang melandasi pelaksanaan manajemen peserta didik yaitu:
1. Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 dan perubahan pada alinea keempat yang mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Undang – Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah.

C. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Ada dua tujuan manajemen peserta didik yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan – kegitan tersebut menunjnag proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga, proses belajar mengajar di sekolah dapat belajar lancar, tertib dan teratur dan diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan psikomotor peserta didik.
b. Manyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum(kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut, dapat belajar dengan baik dan tercapai cita – citanya.
Adapun Fungsi Manajemen Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Fungsi manajemen secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi – segi individualitas, sosial, aspirasi, kebutuhan dan potensi lainnya.
2. Fungsi manajemen secara khusus yaitu:
a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas pserta didik adalah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Kemampuan – kemampuan tersebut meliputi kemmapuan umum(kecerdasan), kemampuan khusus(bakat), dan kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan fungsi sosial, adalah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, orang tua dan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai makhluk sosial..
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran dan harapan peserta didik adalah agar hobi, kesenangan dan minatnya tersalurkan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, adalah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya.


D. Prinsip – Prinsip Manajemen Peserta Didik
Prinsip adalah sesuatu yang harus di pedomani dalam melaksanakan tugasnya. Adapun prinsip manajemen peserta didik yaitu:
1. MPD sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan.
2. Segala bentuk kegiatan MPD harus mengemban misi pendidikan dalam ranga mendidik para peserta didik.
3. Kegiatan MPD harus diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan memiliki banyak perbedaan.
4. Kegiatan MPD sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
5. Kegiatan MPD dapat mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
6. Kegiatan MPD bersifat fungsional abagi kehidupan peserta didik.

E. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Terdapat dua pendekatan dalam pelaksanaan MPD yaitu:
1. Pendekatan kuantitatif (the quantitative approach)
Pendekatan ini, lebih menitik beratkan pada pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Aplikasi pendekatan ini, secara opersional adalah mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

2. Pendekatan kualitatif (the qualitative approach)
Pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Pada pendekatan ini, lebih diarahkan agar peserta didik senang. Artinya peserta didik dapat belajar dengan baik serta senang untuk mengembangkan kemampuannya.
F. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Ruang lingkup manajemen peserta didik meliputi pengaturan aktivitas-aktivitas peserta didik sejak yang bersangkutan masuk ke sekolah hingga lulus, baik yang berkenaan dengan peserta didik secara langsung, maupun secara tidak langsung(tenaga kependidikan, sumber-sumber pendidikan, sarana dan prasarana).
Secara rinci, ruang lingkup peserta didik yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan peserta didik meliputi: sensus sekolah, ukuran sekolah, ukuran kelas, dan kelas efektif.
a. Sensus sekolah adalah suatu asarana atau kegiatan prinsip untuk mengumpulakan informasi yang berguna untuk perencanaan dalam berbagai kegiatan pada program sekolah. Fungsi sensus sekolah adalah sebagai dasar pembagian anggaran belanja dan sarana untuk mendapatkan dana bantuan pendidikan.
b. Yang dimaksud dengan ukuran sekolah adalah perbandingan antara jumlah sekolah dengan jumlah peserta didik di suatu daerah. Untuk mencari perbandingan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan: SS = school size
JP = jumlah peserta didik
JS = jumlah sekolah
c. Ukuran kelas adalah hasil perbandingan antara jumlah kelasa dengan jmlah peserta didik di suatu daerah. Ukuran kelas dapat di rumuskan sebagai berikut:


Keterangan: CS = Class size
JP = jumlah peserta didik
JK = jumlah kelas
d. Kelas efektif adalah suatu ukuran kelas yang efektif. Semakin kecil ukuran suatu kelas, semakin efektif. Sebaliknya, semakin besar suatu akan semakin tidak efektif. Tetapi ukuran kelas yang kecil, meskipun efektif tidaklah efisien. Sebab, semakin banyak kelas yang dibentuk dengan ukuran yang kecil, berarti semakin banyak tenaga, sarana, prasarana dan biaya yang dibutuhkan. Sebaliknya, kelas besar akan lebih efisien meskipun tidak efektif.
2. Penerimaan peserta didik meliputi: kebijakan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik, pemecahan problema-problema penerimaan peserta didik.
a. Peserta didik dapat diterima di suatu lembagaa pendidikan seperti sekolah, haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagimana yang telah ditentukan.
b. Sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru. Ada dua macamm sistem penerimaan peserta didik baru. Pertama, dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi.
c. Kriteria penerimaan peserta didik baru adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk diterima sebagai pesert didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, kriteria acuan patokan (standar criterian referenced), yait suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas p[atokan-patokan yang telah ditentuka sebelumnya. Kedua, kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang mengikuti seleksi. Ketiga, kriteria yan didasarkan atas daya tampung sekolah.
d. Prosedur penerimaan peserta didik adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.
e. Problema penerimaan peserta didik baru. Pertama, adanya peserta didik yang hasil nilai tesnya, sama dan berada pada batas bawah penerimaan. Kedua, adanya calon peserta didik yang dari segi kemampuan masih kalah dibandingkan dengan yang lainnya, sementara yang bersangkutan mendapatkan nota dari pejabat tertentu yang mempunyai kekuasaan tertinggi di daerah dimana sekolah terebut berada. Ketiga, terbatasnya daya tampung dan sarana prasarana sekolah, sementara di daerah tersebut sangat banyak calon peserta didik yang mempunyai kecakapan tinggi.
3. Orientasi pesrta didik meliputi: hari-hari pertama di sekolah, pekan orientasi peserta didik, pendekatan dan teknik-teknik orientasi peserta didik.

4. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik.
Kehadiran peserta didik di sekolah sangat penting, karena jika peserta didik ti\dak hadir di sekolah, tentu aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak dapat dilaksanakan. Kehadiran peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi yang memungkinkanterjadinya interaksi belajar mengajar. Peserta didik yang hadir lebih memungkinkan untuk terlibat aktif dalam interaksi tersebut, dan tidak demikian bagi peserta didik yang tidak aktif.
5. Mengatur pengelompokan peserta didik, baik dari persamaan maupun perbedaan.
Setelah peserta didik di daftar ulang, mereka di kelompokan atau di klasifikasikan. Pengklasifikasian tersebut, bukan dimaksudkan untuk mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru dimaksudkan untuk membantu keberhasilan belajar mereka. Oleh karena itu, pengelompokan tidak boleh dilaksanakan dalam rangka keperluan lain, selain untuk keperluan dan kebaikan peserta didik sendiri.
6. Mengatur evaluasi peserta didik.
Evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik perlu dilakukan agar diketahui perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta didik dimaksudka untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat menampilkan performa sesuai yang diharapkan. Agar evaluasi dapat mencapai sasarannya, para pendidik perlu memedomani prinsip dan penerapan teknik-tekniknya.
7. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik.
8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out.
Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas yang lain yang sejajar atau perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar. Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya atau sebelum lulus. Penanganan Drop Out tidak bisa dilaksanakan oleh sekolah sendiri, melainkan harus terpadu dan bersama-sama dengan lingkungan lain: keluarga dan masyrakat. Pemerintah juga perlu mengupayakan bagaiman agar drop out ini dapat ditekan. Sebab, kalau hanya satu lembaga saja yang berusaha menekan angka drop out, maka tidak akan dapat berhasil sebagaimana yang diharapkan.
9. Mengatur kode etik dan peningkatan disiplin peserta didik.
Kode etik adalah norma-norma ynag mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. Kode etik peserta didik adalah aturan-aturan, norma-norma yang dikenakan kepada peserta didik, berisi sesuatu yang menyatakan boleh tidak boleh, benar tidak benar, layak tidak layak, dengan maksud agar diatati oleh peserta didik.
Disiplin sangat penting bagi peserta didik. Karena itu, harus ditanamkan secara terus menerus kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus maka disiplin tersebut aka menjadi kebiasaan bagi peserta didik.








BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.
Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya.

B. Saran
Setelah mengetahui tentang materi diatas, ternyata masalah manajemen peserta didik sangat kompleks, karena berkaitan dengan diri peserta didik itu sendiri, orangtua, pihak sekolah, pemerintah dan lingkungan. Oleh karena itu, agar mencapai tujuan pendidikan maka sarannya adalah sebagai berikut:
1 Karena menyangkut diri peserta didik itu sendiri maka sebagai peserta didik diharapkan mmpunyai kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan yang baik.
2 Sebagai orangtua juga harus selalu mendukung kebutuhan bagi anak seperti kebutuhan pendidikan, kasih sayang, material dan harus mengawasi perkembangan psikologi anak.
3 Pihak sekolah juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal Perencanaan peserta didik meliputi: sensus sekolah, ukuran sekolah, ukuran kelas, dan kelas efektif. Penerimaan peserta didik meliputi: kebijakan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik, pemecahan problema-problema penerimaan peserta didik. Orientasi pesrta didik meliputi: hari-hari pertama di sekolah, pekan orientasi peserta didik, pendekatan dan teknik-teknik orientasi peserta didik. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik. Mengatur pengelompokan peserta didik, baik dari persamaan maupun perbedaan. Mengatur evaluasi peserta didik. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out. Mengatur kode etik dan peningkatan disiplin peserta didik. Oleh karena itu, harus ada keterkaitan antara orangtua, sesama rekan guru, dan pemerintah demi mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan seperti yang diharapkan.

4 pihak pemerintah
Pemerintah harus turut serta dalam pengawasan terhadap sekolah- sekolah baik di pusat ataupun di daerah-daerah. Supaya dapat mengetahui perkembangan peserta didiknya secara langsung dan dapat mengetahui apa saja yang harus dibenahi dalam pendidikan kita demi tercapainya tujuan pendidikan.
5 Lingkungan
Peran lingkungan sangat penting dalam pembentukan watak dan karakteristik peserta didik. Lingkungan yang bai tentunya akan membawa pengaruh yang baik pula bagi perkembangan watak dan kelakuan peserta didik. Sebaliknya jika lingkungan membawa pengaruh negatif, maka bisa jadi moral generasi penerus bangsa ini akan hancur.

















DAFTAR PUSTAKA

Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral. Jakarta: Erlangga.

Sunarto, Agung Hartono. 2008.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Fatimah, Enung.2010.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia.

Jumat, 11 November 2011

Model-model Pembelajaran

Diposting oleh Unknown di 13.36 0 komentar
macam-macam model pembelajaranMODEL-MODEL PEMBELAJARANUntuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajarandapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran.Dalam prakteknya, kita (guru) harusingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi.Olehkarena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifatmateri bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocokuntuk situasi dan kondisi yang dihadapi.Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupapengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepadaguru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
1. Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuhketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas,dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswadilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggungjawab.Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalahminiature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untukbekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurutteori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan memintatanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompokheterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan(ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling),sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiransiswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Prinsippembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanyamenonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitumodeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk,rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalambelajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi,investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahamansendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut),authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek denganberbagai cara).
3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guidedreinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematikahorizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikanpersoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam duniarasio, pengembangan matematika).Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman(menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dariguru dalam penemuan).
4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebihefektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajianinformasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.Cara ini sering disebutdengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah.Model pembelajaran ini melatih danmengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentikdari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.Kondisi yang tetaphatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman danmenyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi,identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
6. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal carapenyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian(menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhikriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan,siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melaluielaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehinggadipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahandengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency).Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis,komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasimengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawabansiswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut.Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akanmembentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table),kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitkan dengan materiselanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat responsiswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
9. Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaanyang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuansetiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswamengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan barutidak diberitahukan.Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acaksehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prosespembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadisuasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknyaserangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut.Ada canda,senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa,bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telahberpartisipasi
10. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi(deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif).Eksplorasi berartimenggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternativepemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
11. Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empathal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999)mengemukan bahwa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya,representasi, hipotesis.Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal,yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
12. SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkansemua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yangbermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan;Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara,presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan menanggapi; Visualization yang bermaknabelajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajarharuslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikirandan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
13. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa samabisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individualdan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antarkelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitudengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesaikerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangkamengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikuta. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanismekegiatanb. Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yangberkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnyasampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang dudukpada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.c. Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakanpada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisamengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamenuntuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal.Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skoryang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.d. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukanpergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalamkelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswadengan gelar yang sama.e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaankelompok dan individual.
14. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketigahal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somaticekuivalen dengan kinesthetic.
15. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulanganyang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugasatau quis.
16. TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengankarateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab belajar adalah pada siswa.Oleh karena itu siswa harusmembangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru.Pola komunikasi guru-siswa adalahnegosiasi dan bukan imposisi-intruksi.Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajarberupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secaraindividual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok danrefleksi serta tes formatif.
17. STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompokheterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasikelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa ataukelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
18. NHT (Numbered Head Together)
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompokheterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiapkelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomorsama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomorsiswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skorperkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
19. Jigsaw
Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks seperti berikut ini.Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri daribeberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugasmembahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahanajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorialpada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
20. TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal,berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku- sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa,umumkan hasil kuis dan berikan reward.
21. GI (Group Investigation)
Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas,misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangandan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengolahan data penyajian data hasilinvestigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan hasil kuis dan berikanreward.
22. MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks:sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-submasalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadikoneksivitas, pilih strategi solusi.
23. CPS (Creative Problem Solving)
Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematikdalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah:mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasipermasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukansolusi, presentasi dan diskusi.
24. TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternativesolusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan hasilpresentasi. Sintaknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi,diskusi, melaporkan.
25. TS-TS (Two Stay  Two Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengankelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswalainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembalike kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.
26. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahamimateri, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas,menggunakan, dan menemukan.
27. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitudengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks:Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuatpertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read denganmembaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahasbersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh.
28. SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikancontoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.
29. MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengancara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah (1)lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisis pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasikonsep
30. KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses,Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman,dan Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.
31. CRI (Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinansiswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telahdimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuktotally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn5 untuk certain.
32. DLPS (Double Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencariankausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaanmengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap yangmenyebabkan munculnya masalah tersebut. Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal,deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah penyelesaian masalah sebagai berikut:menuliskan pernyataan masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yangtelah direvisi, mengidentifikasi kausal, implementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukanpilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
33. DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatanberbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan,pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.

34. CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacanabahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukankata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya,presentasi hasil kelompok, refleksi35. IOC (Inside Outside Circle)IOC adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993)di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbedadengan singkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separuh dari jumlah siswa membentuk lingkaran kecilmenghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yangberhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkaran luar berputarkemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya.36. Tari BambuModel pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yangbersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur.Strategi ini cocok untuk bahan ajar yangmemerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswaberdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapandengan kelompok siswa pertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan, siswayang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagaiinformasi.37. ArtikulasiArtikulasi adlah model pembelajaran dengan sintaks: penyampaian kompetensi, sajian materi, bentukkelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepadapasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untukmenyimpulkan.38. DebateDebat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian dudukberhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajianpresentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompoklainnya begitu seterusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan danmenambahkannya biola perlu.39. Role PlayingSintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan skenario pembelajaran, menunjukbeberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaiankompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswamembahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan kesimpulan danrefleks
40.Talking Stick

Sintak pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materilengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yangkebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepada siswa lain dan gurumemberikan pertanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
41. Snowball ThrowingSintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberitugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaandan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyimpulan, refleksidan evaluasi.42. Student Facilitator and ExplainingLangkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya danmenjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.43. Course Review HorayLangkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa ataukelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yangnomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhakmenjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya,pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.44. DemostrationPembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnyaadalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasanmateri untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya,dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.45. Explicit InstructionPembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demilangkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan danketrampilan prosedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan,penyimpulan dan evaluasi, refleksi.46. ScrambleSintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacaknomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswaberkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.47. Pair ChecksSiswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannyamengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

48. make A-match.
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiapsiswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencarikartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartudikumpul lagi dan dikocok, untuk babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulandan evaluasi, refleksi.
49. Mind MappingPembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasikompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuatberbagai alternatif jawaban, presentasi hasil diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasilsetiap kelompok, evaluasi dan refleksi.50. Examples Non ExamplesPersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambarditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentangsajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi dan refleksi.51. Picture and PictureSajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa(wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, gurumenanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.52. Cooperative ScriptBuat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari wacanadan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukarperan, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.53. LAPS-HeuristikHeuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangka solusi masalah. LAPS (Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakahbermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks: pemahamanmasalah, rencana, solusi, dan pengecekan.54. ImproveImprove singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing andreducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah sajian pertanyaanuntuk mengantarkan konsep, siswa latihan dan bertanya, balikan-perbaikan-pengayaan-interaksi.55. Generatif Basis generatif adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsepawal, tantangan dan restrukturisasi sajian konsep, aplikasi, rangkuman, evaluasi, dan refleksi56. Circuit Learning

Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan polabertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus, siswamembuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab danrefleksi57. Complette SentencePembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan sintaks: sisapkan blanko isian berupaparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana,guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap, siswaberkelompok melengkapi, presentasi.58. Concept SentenceProsedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, gurumenyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tiap kelompok membuat kalimat berdasarkan katakunci, presentasi.59. Time TokenModel ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswatidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untukmelaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.60. Take and GiveModel pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisinama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahappemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi ataupendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengansiswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi61. SuperitemPembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpelke kompleks, berupa pemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakananalogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan soal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolahinformasi-koneksi informasi, integrasi, dan hipotesis.62. HibridModel hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsikonsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshopmenggunakan computer-internet.63. TreffingerPembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urutan ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan

masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
64. Kumon
Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasananyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsungdiperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salahguru membimbing.
65. QuantumMemandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harusmenciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsipquantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiapusaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengandunia realitas siswa, namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengansenyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.(muhfida.com)
 

likha's file Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea